Industri dirgantara di Indonesia kini mulai berkembang kembali. Tak lama kemarin kita dipertontonkan dengan adanya uji terbang purwarupa pesawat buatan dalam negeri N219 dari PT.Dirgantara Indonesia (Persero) di landasan pacu Bandara Husein Sastranegara, Bandung, Rabu, 16 Agustus 2017. Selain itu, belum lama juga saya unggah tulisan tentang Pengalaman Pertama Menerbangkan RC Aeromodelling Plane. Hal ini membuktikan bahwa kita mampu untuk membangun pesawat buatan dalam negeri dan bersaing dengan manca negara. Haiyaah…
Yak, inget kan kemarin ada film tentang perang dunia ke-dua, yaitu Dunkirk. Di dalam film itu dikisahkan bahwa ada seorang pilot secara heroik meyelamatkan tentara British yang terdesak mundur oleh Jerman. Nah di film itu memperlihatkan salah satu pesawat tempur terbaik maeromodellingilik Inggris pada masanya, Spitfire. Kebetulan pesawat RC aeromodelling pertama saya adalah Spitfire. Ha yo seneng banget pas nonton filmnyaa…
Oh ya, setelah mengunggah tulisan kemarin, dan atas <del>sembilan ribu dua ratus enam puluh</del> satu permintaan tentang spesifikasi pesawat tersebut, maka saya putuskan untuk menulisnya di sini.
Bahan yang digunakan dan proses pembuatan pesawat
Bahan yang digunakan dalam membuat pesawat aeromodelling kemarin adalah polyfoam dengan ketebalan 5mm, saya beli di toko Liman, Jl.Malioboro. Belinya minimal ukuran 2×1 meter. Karna susah bawanya, maka dipotong jadikan 2, 1×1 meter. Untuk membuat pesawat aeromodelling dengan rentang sayap 60-100 cm cukup menggunakan satu lembar polyfoam 1×1 m.
Plan untuk pesawat spitfire yang saya buat adalah hasil dari download di situs Flite Test. Kita bisa download beberapa plan secara gratis di sana.
Proses membuatnya membutuhkan waktu yang cukup lama, karena membutuhkan tingkat kerapian dan ketelitian yang cukup tinggi. <del>Alasan aja sih sebenernya, hawong ngerjainnya kalau pas pulang dari kantor aja.</del> Dari plan yang kita unduh tadi, kemudian dicetak dalam kertas, kemudian di-mal ke polyfoam, lalu dipotong menggunakan cutter-pen. Setelah beberapa bagian sudah terpotong, barulah disatukan dengan <del>cinta</del> lem bakar.
Memotong secara manual dengan cutter-pen adalah cara termeyebalkan, karena butuh waktu lama dan njlimet naudzubilah… kalau ada dana lebih atau wegah menyayat-nyayat polyfom, ada baiknya mencoba lasser cutting. Kalau ga salah di Jl. Affandi Yogyakarta banyak (bagi yang di daerah Jogja).
Komponen Yang digunakan
Selain body pesawatnya sendiri, juga diperlukan beberapa komponen elektronik untuk penggerak utama dan penggerak sayap serta elevon-nya (rudder-nya juga). Komponen dan spesifikasi yang digunakan antara lain:
- Remote Radio Control Rx dan Tx. Radio Control yang digunakan minimal memiliki 4 channels. Channels tersebut masing-masing akan digunakan untuk mengontrol throttle, ailerons, elevons, dan rudder. Remote Control yang saya gunakan adalah Transmitter Flysky FS-i6 2.4G 6ch dengan Receiver FS-iA6A. Saya beli di sini, lumayan hemat 140ribu rupiah.
- Brushless Motor. Brushless motor yang saya gunakan adalah Motor Brushless Turnigy D2830-11 1000kv
- ESC 30A. ESC yang saya gunakan ESC TURNIGY Plush 30A Speed Controller.
- Propeller. Propeller yang digunakan dengan rentang 8-12 inch. Saya menggunakan Propeller 9×6 APC Style.
- Servo ukuran 9g. Servo yang dibutuhkan berjumlah 4 buah. 2 untuk ailerons, 1 untuk elevons, dan 1 untuk rudder.
- Kabel
Y
untuk servo. Kabel yang saya maksud adalah kabel berikut Futaba Y Servo Lead 30cm. Kabel ini akan digunakan untuk Ailerons di sayap pesawat. - Battery 1500-3000mAh 2c. Kalau saya menggunakan Turnigy 2200mah 2s 20c Lipo Pack
- XT Connector untuk battery. Ini akan digunakan di ESC pada nomor 3. XT60 Biasa
- Connector Polymax 3.5mm Gold Connectors sebanyak 3 pasang. digunakan di motor brushless dan ESC.
- Stopper. Stoper yang dibutuhkan sebanyak 2x jumlah servo. Untuk spec yang saya gunakan butuh 8 Stopper. Stopper ini adalah sebagai berikut: Linkage Stopper Plane Wheel D2.1mm.
- Plastic Horn. Plastic Horn ini akan menempel pada body pesawat, lebih tepatnya pada bagian yang digerakkan oleh servo. Jumlah yang dibutuhkan sama dengan jumlah servo, yaitu 4 buah. Plastic Horn 20×14 4Holes.
- Kawat. Kawat ini digunakan untuk menghubungkan servo dan bagian yang akan digerakkan. Jumlahnya sesuai jumlah sevo. Panjang kawat menyesuaikan kebutuhan.
- Landing Gear. Untuk landing gear, ini optional. Untuk awal tanpa landing gear ga masalah, tapi untuk mendarat perlu di tempat yang lebih berumput, hal ini untuk mengurangi efek benturan saat landing.
Kurang lebih alat dan bahan yang dibutuhkan seperti di atas. Lantas bagaimana cara merakitnya? Monggo silahkan bisa disimak di situs FT Spitfire – Build.
Sumber gambar: Wikipedia.org