Rutinitas skripsi kadang menjenuhkan, tapi mau ga mau itu harus segera diselesaikan. Selain kalau ditanya sibuk ngapain, dan selalu cuma bisa jawab lagi skripsi, saya juga terkadang sibuk mengerjakan pekerjaan sebagai pekerja lepas, atau pekerja serabutan. Bahasa kerennya ya freelancer lah.. 😐
Kenapa kok saya memilih untuk kerja sebagai freelancer, dan katanya sibuk skripsi. Lha gimana, saya harus bekerja keras untuk bisa bayar cicilan Ferari.. meskipun tidak sepenuhnya dalam perjalanan mengerjakan tugas akhir ini saya sambil kerja. Ada beberapa bulan yang saya memang fokus mengerjakan skripsi, dan akhirnya kini laporan tugas akhir saya berjalan baik, ya walaupun lambat jalannya.
Beberapa kali saya ketemu dengan orang, lalu ditanya sibuk apa… ya kadang saya jawab lagi skripsian, kadang juga saya jawab freelance, remote worker. Ya karena memang kerjannya remote dengan beberapa anggota tim yang berbeda-beda tempat tinggalnya, bahkan antar negara. Tidak sedikit orang di sekitar saya berkata, “wah enak ya bisa kerja di mana saja, bisa kerja di rumah juga.” Ya, sepertinya begitu. Tapi tidak sepenuhnya juga seperti kelihatannya.
Sebagai remote worker itu banyak tantangannya, terutama pas kerja di rumah. Kelihatannya nganggur, ga ngapa-ngapain di depan komputer. Nyebelin lagi kalau dibilang tetangga kaya orang pengangguran. Ya emang nganggur sih, tapi kadang-kadang malu, kasihan juga orang tua kalau sampai kesinggung. hehe.
Sebenarnya tantangan terbesar bukan di sana, tapi kasur. buahahahaa. kalau kerja di rumah itu selalu ingin tiduran tiap kali lihat kasur. hadeh hadeh.. brengsek emang. Jadi, demi alasan produktivitas, saya memutuskan untuk keluar rumah biar kelihatan sibuk.
Buat kerja dan mengerjakan skripsi, saya punya tempat-tempat kerja favorit di Jogja. Antara lain adalah perpustakaan dan warung kopi di Jogja.
1. Perpustakaan Pusat UGM
Siapa sih yang nda tau UGM? UGM adalah salah satu perguruan tinggi favorit di Indonesia. Banyak orang berlomba untuk bisa masuk buat belajar di sana, tak terkecuali saya dulu. Sayangnya tidak dapat izin dari orang tua, mungkin karena issue biaya kuliah yang mahal.
Nah, tempat kesukaan saya buat kerja dan mengerjakan skripsi adalah Perpustakaan Pusat UGM. Letaknya berada di belakang gedung Grha Sabha Pramana (GSP) UGM. Dulu saya sering kali mengerjakan di meja yang berada di lorong-lorong gedung. Banyak meja yang disediakan di sana, memang sepertinya disediakan untuk membuka komputer jinjing atau mengerjakan apapun. Namun, belakangan ini saya lebih suka bekerja di ruang diskusi yang berada di lantai 3, sayap barat. Di sana ruangannya AC, ada banyak meja untuk bersama yang bisa diisi oleh 4 orang, serta beberapa ruangan yang digunakan untuk diskusi tertutup.
Yang saya suka diruang tersebut, saya boleh bawa snack dan minum. Jadi nda perlu takut kehausan atau kelaparan saat bekerja. Selain itu, hampir tiap kali saya ke sana, pasti bertemu dengan teman bangku yang selalu berbeda juga, jadi nda bosen. Di sana semua fokus mengerjakan kerjaan masing-masing, terlebih lagi mereka sadar diri akan etika di perpustakaan yang harus tenang. Jadi, minim gangguan deh.
Di ruang diskusi lantai 3 ini jam operasi sampai dengan jam 16.00, jadi kami yang ada di sana harus keluar ruangan. Nah, kerja masih bisa dilanjutkan di lantai 4 sayap barat. Di sana terdapat ruang belajar mandiri, ruangannya mirip seperti yang di lantai 3, bedanya di sana tutupnya bisa sampai pas perpusnya tutup atau diusir. haha..
Kenapa kok tidak langsung ke lantai 4 saja waktu datang… Jadi gini, waktu harus pindah dari ruang diskusi, sekaligus sebagai pengingat buat istirahat. Sebelum ke lantai 4 bisa buat sholat, ke kantin atau ke toilet bentar. Selain itu, buat yang kerjaanya lebih dari satu, bisa buat jadi waktu pembatas antara ngerjain kerjaan satu dan lainnya. Misal pas di lantai 3 ngerjain skripsi, dan pas di lantai 4 ngerjain kerjaan freelance lainnya.
Soal internet, ya mungkin ini akan menjadi masalah jika bukan mahasiswa UGM. Biasyanya saya bawa sendiri modem internet atau tethering melalui telepon genggam. Koneksi tersebut sudah cukup untuk mengerjakan kerjaan dan mencari sumber referensi.
2. Prada Coffee
Sepertinya warung kopi di Jogja ini buanyak banget. Kadang sampai bingung mau ngopi di mana. Kalau pengen ngopi sambil kerja, saya biasa ke Prada Coffee, letaknya di sebelah persis toko buku Toga Mas, Kotabaru, Yogyakarta. Kalau dari perempatan Gramedia, jalan aja arah ke Stadion Kridosono, sekitar 200 meter, kiri jalan.
Di sana ruang terbuka, jadi tidak ada AC. Mungkin kurang bersahabat bagi yang tidak merokok, atau yang sangat kurang suka dengan asap rokok. Tapi ga masalah kok, cari aja meja yang cukup buat sendiri, ya minimal ga ada yang ngerokok di samping kita.
Di Prada Coffee saya suka dengan menu Caramel Machiato. Kopi, susu dengan gula karamel, jadi tidak terlalu pahit rasanya. Tak perlu takut bosen saat lagi kerja, ya kalau emang bosen, bianya saya titip tas dan laptop sama barista yang ada di sana, trus masuk ke toko buku. Hehe, sekedar cari-cari buku atau malah alat buat coret-coret.
3. Double Barrel Coffee
Double Barrel Coffee masih satu manajement dengan Prada Coffee. Double Barrel Coffee berada di tepi selokan Mataram, sebelah timur jalan Gejayan/Affandi. Masuk aja jalan pinggir selokan, setelah dua kali belokan, sebelum jembatan, sebelah kanan jalan ada jalan menurun. Nah, persis di pojokan turunan itu. Double Barrel Coffee berada di barat tempat fotokopian.
Ya, tentu saja, alasan saya suka tempat itu karena emang sudah cukup akrab dengan pemiliknya, mba Iin dan mas Koko, juga karena memang suka dengan kopinya.
Ruangannya pun terbuka, tanpa AC, tapi di sana tempat duduknya lebih banyak daripada di Prada, jadi bisa memilih tempat sesuka hati.
Sayangnya untuk ke Double Barrel Coffee agak sulit jika mengendarai mobil. Mobil bisa parkir di sebelah fotokopian dan jalan kaki beberapa meter. Ya ga jauh sih, cuma sekitar 20 meter saja.
4. Kopi Ketjil
Masih di warung kopi. Yeai! Kopi Ketjil menjadi salah satu tempat favorite saya buat kerja. Tempatnya ada di sebelah selatan kampus Sanata Dharma, Jl. Demangan Baru No.8a, Kec. Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Tempatnya memang kecil, cuma ruko kecil yang memanjang ke belakang. Koleksi kopinya cukup lumayan, kita bisa order kopi singel origin dari berbagai daerah di Indonesia. Menurut saya di sana cukup mendukung suasana buat kerjanya. Ruang ber AC menjadi salah satu pilihan saya. hehe. Buat yang pengen merokok sambil kerja emang ga bisa, Anda harus keluar dulu, ngerokoknya di depan cafe.
Di sana baristanya cukup ramah, saya seringkali bercanda dengan mereka, bahkan kadang minta diajari untuk brewing kopi sendiri. Internetnya cukup stabil, oke lah buat cari-cari referensi saat kerja.
5. Starbucks Coffee
Nah! Ini adalah tempat kopi mahal! Iya, tapi di sana mendukung banget buat kerja. Apalagi kalau mikir harga kopi yang harus dibayar, wah rugi dong kalau udah bayar mahal, trus waktunya kebuang sia-sia.
Selain alasan karus balik modal yang menuntut harus kerja lebih keras, kadang Starbucks menjadi tempat pilihan saya ketika tidak punya uang cash. Hahahaha… Payroll belum juga masuk ke Paypal, atau paypal belum cukup lumayan buat ditarik ke rekening bank. haha.. ya bisa gesek pakai kartu kredit lah.. bayarnya besok pas gaji bisa dicairin. hehe.
Ya.. begitulah biar kelihatan sibuk, harus cari tempat yang cukup nyaman biar pura-pura sibuknya ga sia-sia.
Selamat bekerja kawan-kawan.. jangan lupa istirahat cukup, makan, dan minum airputih yang cukup.. 🙂
Semoga harimu menyenangkan 🙂
Anak coffee shop ya mz
Anak numpang Wifi-an 😀
Superhotspot mas :3
Woh, mana itu?
Anak gaul nongkrong hihi
Biar dikira anak gahulz. Yuk kak kapan ngopi santai?
Mz.. ada gelas atau piring kotor ndak? sa bisa bantu bantu nyuci
Ada mz. Batin saya agak kotor, kebanyakan ghibah. Hadeh..
Kerja biar apa?
Biar bisa ngantin buoss..
aku masih boleh komen ndak? 😐
Kamu siapa?